Jumat, 27 Desember 2013

Malaikat Juga Tahu



Pas pertama kali denger lagu ini kelas 2 SMP dulu, aku belum ngerti maksud dari lagu ini apa. Cuma sekedar suka dengerin karena enak lagunya. Selain itu, lagu ini masuk lagu terpopuler pada tahun itu. Ternyata setelah aku tau, begitu banyak makna yang terkandung dalam lagu karya Dewi ‘Dee’ Lestari ini. Makanya aku tertarik buat nyeritainnya :)
                Lagu ini keseluruhan bercerita tentang kasih sayang dan cinta seorang ibu yang begitu tulus kepada anaknya. Kalau diliat dari video klipnya sih lagu ini menceritakan tentang seorang anak laki-laki autis yang diperankan oleh Lukman Sardi dan Ibunya yang sangat sayang sama anaknya itu.
                FYI nihh guys lagu Malaikat Juga Tahu ini adalah salah satu lagu dalam album ‘Rectoverso’ karya Dewi Lestari. Rectoverso adalah kumpulan cerpen Dewi Lestari yang di setiap ceritanya punya soundtrack tersendiri.  Rectoverso sendiri udah di filemin pada awal 2013 lalu.
                Lagu ini bercerita dari sudut pandang Bunda, ibunya Abang, seorang laki-laki yang mengidap autis dari kecil.  Bunda sangat sayang kepada Abang, bahkan Bunda terlihat lebih sayang kepada Abang dibanding kepada Adik. Memang dapat dimaklumi karena Abang ‘berkebutuhan khusus’ sehingga perlu mendapatkan perhatian lebih. Apapun dilakukan bunda demi kebahagiaan Abang.
                Abang tidak suka sendirian. Oleh karena itu Bunda selalu menemaninya  setiap saat, meskipun Abang tidak pernah mengerti dan seperti mempunyai ‘dunia sendiri’.  Anak yang mengidap autisme memang cenderung mempunyai imajinasi dan juga dunia sendiri yang jarang dimengerti oleh orang lain. Anak yang mengidap  Autis kurang mampu berkomunikasi dengan baik dengan orang lain, sehingga orang-orang disekitarnya terkadang tidak mengerti apa yang ia maksud.
                Dirumah, Abang tinggal bersama Bunda dan seorang perempuan yang ngekost disana. Sehari-hari Perempuan itu menemani Abang bermain dan belajar. Sedangkan Adik tinggal diluar kota karena menuntut ilmu disana.
Abang sangat suka sekali bintang. Setiap malam Abang pergi ke taman belakang rumahnya ditemani sang Perempuan untuk melihat bintang.
                Suatu hari Adik Abang kembali karena sudah menyelesaikan kuliahnya. Setelah tinggal kembali dirumah, Sang Adik rupanya jatuh cinta pada si Perempuan dan berniat mengajaknya menikah. Akhirnya Merekapun menikah dan memutuskan untuk tinggal berdua ditempat lain. Abang yang mengetahui hal itu entah mengapa kemudian marah dan uring-uringan. Adik dan Sang Perempuan tidak mengerti akan sikap Abang. Hanya Bunda yang tahu, ternayata Abang jatuh cinta pada Sang Perempuan.
                Meskipun Abang tidak bisa mengungkapkannya dan bahkan Abang tidak mengerti apa yang sedang dia rasakan, tapi Bunda tahu meskipun Abang tidak bercerita.
                Di lagu ini sebenarnya Bunda hanya ingin memberitahu Abang bahwa sebenarnya di dunia ini ada cinta sejati yang nyata selain cintanya Abang dengan Perempuan itu. Cinta Sejati dan nyata itu adalah cintanya Bunda…
                Bunda memang tidak sempurna, tapi Bunda selalu ada untuk Abang,  setia menemani Abang, mengerti segalanya tentang Abang dan rela berkorban untuk Abang.
Bunda itu Malaikat.
                Tapi Bunda Malaikat yang tak bersayap. Bunda tidak bersinar cemerlang dan tak rupawan, tapi Bunda itu Malaikat. Malaikat yang wujudnya ‘ada’ dan bisa dilihat, bisa disentuh.
Andai Abang mengerti itu...

Lelahmu, jadi lelahku juga
Bahagiamu, bahagiaku pasti
Berbagi, takdir kita selalu
Kecuali tiap kau jatuh hati…

Kali ini hampir habis dayaku membuktikan padamu ada cinta yang nyata
Setia hadir setiap hari,
Tak tega biarkan kau sendiri
Meski seringkali kau malah asyik sendiri

Karna kau tak lihat,
Terkadang malaikat tak bersayap, tak cemerlang, tak rupawan..
Namun kasih ini, silakan kau adu
Malaikat juga tahu siapa yang jadi juaranya…

Hampamu takkan hilang semalam oleh pacar impian
Tetapi kesempatan untukku, yang mungkin tak sempurna,
Tapi siap untuk diuji
Kupercaya diri, Cintakulah yang sejati!

Namun tak kau lihat,
Terkadang malaikat tak bersayap, tak cemerlang, tak rupawan..
Namun kasih ini, silakan kau adu
Malaikat juga tahu siapa yang jadi juaranya…

Kau selalu meminta terus kutemani
Engkau selalu bercanda “Andai wajahku diganti”
“Bawa ku pergi” , karena tak sanggup sendiri

Namun tak kau lihat,
Terkadang malaikat tak bersayap, tak cemerlang, tak rupawan..
Namun kasih ini, silakan kau adu
Malaikat juga tahu aku kan jadi juaranya…

Pesan dari lagu ini….
Pada akhirnya, jika semua Cinta di dunia di adu, siapapun-tidak hanya Malaikat, bahkan Tuhan pun tau Cinta Bunda-lah yang akan Jadi Juaranya. Karena cinta Bunda sejati. Abadi. Tidak ada yang menandingi. Lebih murni dari cinta siapapun di dunia ini. Cinta Bunda adalah bentuk Cinta Allah kepada manusia. Allah mengirimkan seorang Malaikat yang nyata, yang terkadang kita lupa menyadarinya bahwa dia adalah seorang malaikat. Dia adalah Bunda. Ibu kita.

Namun kasih ini silakan kau adu, malaikat juga tahu aku kan jadi juaranya….

Cempaka Putih, 06 November 2013 pukul 23:37

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

DIARY BUNDA ASYAM : [REVIEW LIPROLAC] TANTANGAN GTM ANAK

Kalau diliat-liat kayaknya hampir semua ibu sepakat yaa bahwa selain masa menyusui, masa MPASI adalah salah satu masa terberat dalam menjala...