Pas pertama kali denger lagu ini
kelas 2 SMP dulu, aku belum ngerti maksud dari lagu ini apa. Cuma sekedar suka
dengerin karena enak lagunya. Selain itu, lagu ini masuk lagu terpopuler pada
tahun itu. Ternyata setelah aku tau, begitu banyak makna yang terkandung dalam
lagu karya Dewi ‘Dee’ Lestari ini. Makanya aku tertarik buat nyeritainnya :)
Lagu
ini keseluruhan bercerita tentang kasih sayang dan cinta seorang ibu yang
begitu tulus kepada anaknya. Kalau diliat dari video klipnya sih lagu ini
menceritakan tentang seorang anak laki-laki autis yang diperankan oleh Lukman
Sardi dan Ibunya yang sangat sayang sama anaknya itu.
FYI nihh guys lagu Malaikat Juga Tahu
ini adalah salah satu lagu dalam album ‘Rectoverso’ karya Dewi Lestari. Rectoverso
adalah kumpulan cerpen Dewi Lestari yang di setiap ceritanya punya soundtrack
tersendiri. Rectoverso sendiri udah di
filemin pada awal 2013 lalu.
Lagu
ini bercerita dari sudut pandang Bunda, ibunya Abang, seorang laki-laki yang
mengidap autis dari kecil. Bunda sangat
sayang kepada Abang, bahkan Bunda terlihat lebih sayang kepada Abang dibanding
kepada Adik. Memang dapat dimaklumi karena Abang ‘berkebutuhan khusus’ sehingga
perlu mendapatkan perhatian lebih. Apapun dilakukan bunda demi kebahagiaan Abang.
Abang
tidak suka sendirian. Oleh karena itu Bunda selalu menemaninya setiap saat, meskipun Abang tidak pernah
mengerti dan seperti mempunyai ‘dunia sendiri’.
Anak yang mengidap autisme memang
cenderung mempunyai imajinasi dan juga dunia sendiri yang jarang dimengerti
oleh orang lain. Anak yang mengidap
Autis kurang mampu berkomunikasi dengan baik dengan orang lain, sehingga
orang-orang disekitarnya terkadang tidak mengerti apa yang ia maksud.
Dirumah,
Abang tinggal bersama Bunda dan seorang perempuan yang ngekost disana.
Sehari-hari Perempuan itu menemani Abang bermain dan belajar. Sedangkan Adik
tinggal diluar kota karena menuntut ilmu disana.
Abang sangat suka sekali bintang.
Setiap malam Abang pergi ke taman belakang rumahnya ditemani sang Perempuan
untuk melihat bintang.
Suatu
hari Adik Abang kembali karena sudah menyelesaikan kuliahnya. Setelah tinggal
kembali dirumah, Sang Adik rupanya jatuh cinta pada si Perempuan dan berniat
mengajaknya menikah. Akhirnya Merekapun menikah dan memutuskan untuk tinggal
berdua ditempat lain. Abang yang mengetahui hal itu entah mengapa kemudian
marah dan uring-uringan. Adik dan Sang Perempuan tidak mengerti akan sikap
Abang. Hanya Bunda yang tahu, ternayata Abang jatuh cinta pada Sang Perempuan.
Meskipun
Abang tidak bisa mengungkapkannya dan bahkan Abang tidak mengerti apa yang
sedang dia rasakan, tapi Bunda tahu meskipun Abang tidak bercerita.
Di
lagu ini sebenarnya Bunda hanya ingin memberitahu Abang bahwa sebenarnya di
dunia ini ada cinta sejati yang nyata selain cintanya Abang dengan Perempuan
itu. Cinta Sejati dan nyata itu adalah cintanya Bunda…
Bunda
memang tidak sempurna, tapi Bunda selalu ada untuk Abang, setia menemani Abang, mengerti segalanya
tentang Abang dan rela berkorban untuk Abang.
Bunda itu Malaikat.
Tapi
Bunda Malaikat yang tak bersayap. Bunda tidak bersinar cemerlang dan tak
rupawan, tapi Bunda itu Malaikat. Malaikat yang wujudnya ‘ada’ dan bisa
dilihat, bisa disentuh.
Andai Abang mengerti itu...
Lelahmu, jadi lelahku juga
Bahagiamu, bahagiaku pasti
Berbagi, takdir kita selalu
Kecuali tiap kau jatuh hati…
Kali ini hampir habis dayaku membuktikan
padamu ada cinta yang nyata
Setia hadir setiap hari,
Tak tega biarkan kau sendiri
Meski seringkali kau malah asyik sendiri
Karna kau tak lihat,
Terkadang malaikat tak bersayap, tak
cemerlang, tak rupawan..
Namun kasih ini, silakan kau adu
Malaikat juga tahu siapa yang jadi
juaranya…
Hampamu takkan hilang semalam oleh pacar
impian
Tetapi kesempatan untukku, yang mungkin tak
sempurna,
Tapi siap untuk diuji
Kupercaya diri, Cintakulah yang sejati!
Namun tak kau lihat,
Terkadang malaikat tak bersayap, tak
cemerlang, tak rupawan..
Namun kasih ini, silakan kau adu
Malaikat juga tahu siapa yang jadi
juaranya…
Kau selalu meminta terus kutemani
Engkau selalu bercanda “Andai wajahku
diganti”
“Bawa ku pergi” , karena tak sanggup
sendiri
Namun tak kau lihat,
Terkadang malaikat tak bersayap, tak
cemerlang, tak rupawan..
Namun kasih ini, silakan kau adu
Malaikat juga tahu aku kan jadi juaranya…
Pesan dari lagu ini….
Pada akhirnya, jika semua Cinta di dunia di adu,
siapapun-tidak hanya Malaikat, bahkan Tuhan pun tau Cinta Bunda-lah yang akan
Jadi Juaranya. Karena cinta Bunda sejati. Abadi. Tidak ada yang menandingi.
Lebih murni dari cinta siapapun di dunia ini. Cinta Bunda adalah bentuk Cinta
Allah kepada manusia. Allah mengirimkan seorang Malaikat yang nyata, yang
terkadang kita lupa menyadarinya bahwa dia adalah seorang malaikat. Dia adalah
Bunda. Ibu kita.
Namun kasih ini silakan kau adu, malaikat juga
tahu aku kan jadi juaranya….
Cempaka Putih, 06 November 2013 pukul 23:37
Tidak ada komentar:
Posting Komentar