Senin, 07 September 2015

YAKIN

Yakin.
Satu kata itu yang sudah berbulan-bulan menggangguku. Dari dulu aku memang mengalami masalah yang sulit tentang keyakinan. Bukan, bukan keyakinan tentang agamaku. Namun keyakinan atas setiap pilihanku.

Aku plin plan? Iya. Sangat.
Dalam memilih apapun aku butuh untuk diyakinkan. Aku selalu tidak yakin atas pilihanku sendiri. Aku terlalu khawatir atas semua hal-hal yang sebenarnya aku tidak perlu khawatirkan. 

Saat SMP dulu, ketika aku bimbang antara harus ikut pindah ke Parung Panjang (dan harus pindah sekolah juga) atau tetap tinggal di Parung, aku butuh waktu hampir dua bulan untuk memutuskan. Aku tidak berani mengambil keputusanku sendiri. Aku takut.

Begitupula saat SMA, saat aku ingin mengikuti seleksi paskibra kecamatan aku butuh waktu yang sangat lama untuk akhirnya yakin.

Hal yang sama terulang saat kuliah, ketika aku gagal mengikuti SNMPTN di jurusan favoritku psikologi aku kembali bimbang untuk memutuskan mau kuliah dimana dan jurusan apa selain dari pilihanku sebelumnya. Atau saat memutuskan ikut diklat BEM atau tidak. Apalagi saat skripsi, sampai harus lebih dari 4 kali mengganti judul hingga menemukan judul yang pas.
Tak terhitung berapa kali harus berdoa agar diyakinkan telah memilih pilihan yang tepat.

Istikharah.
Iya, istikharah adalah pilihan yang paling tepat atas segala kebimbangan.
Allah selalu menjawab semua keraguan dalam istikharah.

Tapi aku juga selalu butuh untuk diyakinkan manusia.
Seperti ummiku yang meyakinkan aku untuk akhirnya mengambil beasiswa di Trisakti meskipun hatiku tetap di psikologi tapi akhirnya Allah meyakinkan aku melalui ummiku.
Seperti Fuad dan kak Sylva yang meyakinkan aku untuk ikut diklat BEM yang ternyata membuatku juga mendapatkan pengalaman baru dan banyak bertemu teman-teman baru.
Seperti Bu Hexana dosen pembimbingku yang membantu meyakinkan aku untuk mengambil judul sripsiku.

Aku juga butuh bantuan untuk diyakinkan manusia. Karena terkadang petunjuk Allah bermakna tersirat. Berbeda dengan manusia yang tersurat.

Maha suci Allah Maha Pemberi Petunjuk kepada manusia.

Sungguh, hambaMu ini manusia yang tidak tau apa-apa ya Allah..
Hamba adalah hamba yang lemah dan bodoh 
Hamba tidak tau mana yang baik dan buruk untuk hamba.
Yakinkan hamba ya Allah
Jika memang ini yang terbaik untukku menurutMu ya Allah maka yakinkanlah aku. Yakinkan aku. 
Jika ini bukan ini yang terbaik untukku menurutMu ya Allah, maka ikhlaskan..
Ikhlaskan semuanya ya Allah.

Aku pasrahkan semua padaMu. Karena aku tahu, Engkau tahu apa yang aku tidak tahu.




Parung Panjang, 08 September 2015
00:24

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

DIARY BUNDA ASYAM : [REVIEW LIPROLAC] TANTANGAN GTM ANAK

Kalau diliat-liat kayaknya hampir semua ibu sepakat yaa bahwa selain masa menyusui, masa MPASI adalah salah satu masa terberat dalam menjala...